Pada tahun 1956 Benyamin Bloom menyampaikan gagasannya berupa taksonomi tujuan
pendidikan dengan menyajikannya dalam bentuk hirarki. Tujuan penyajian ke dalam bentuk
system klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk mengkategorisasi hasil perubahan pada diri
siswa sebagai hasil buah pembelajaran. Bloom dalam taksonominya, yang selanjutnya disebut
Taksonomi Bloom. Bloom dan Krathwohl menggunakan 4 prinsip-prinsip dasar dalam
merumuskan taksonomi, antara lain:
1. Prinsip metodologi
Perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam mengajar
2. Prinsip psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten fenomena kejiwaan yang ada sekarang
3. Prinsip Logis
Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten
4. Prinsip tujuan
Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai.
Taksonomi Bloom merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari B.S
Bloom Editor M.D Engelhart, E Frust, W.H. Hill dan D.R Krathwohl, yang kemudian di dukung
oleh Ralp W. Tyler. Bloom merumuskan tujuan-tujuan pendidikan pada 3 tingkatan :
1. Kategori tingkah laku yang masih verbal
2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan
3. Tingkah laku konkrit yang terdiri dari tugas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai
ujian dan butir-butir soal.
Pada awalnya Bloom mengklasifikan tujuan kognitif dalam enam level, yaitu
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (apply), analisis (analysis),
sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) dalam satu dimensi, maka Anderson dan Kratwohl
merevisinya menjadi dua dimensi, yaitu proses dan isi/jenis.
Pada dimensi proses, terdiri atas mengingat (remember), memahami (understand),
menerapkan (apply), menganalisis (analyze), menilai (evaluate), dan berkreasi (create).
Sedangkan pada dimensi isinya terdiri atas pengetahuan faktual (factual knowlwdge),
pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural
knowledge), dan pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge).
Struktur dari original taksonomi Bloom (sebelum di revisi)
a. Ranah Kognitif
Tujuan kognitif atau Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang
terendah sampai jenjang yang tertinggi.yang meliputi 6 tingkatan:
1. Pengetahuan (Knowledge), yang disebut C1
Menekan pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasiinformasi yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud berkaitan dengan simbol-simbol
matematika, terminologi dan peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan prinsip-prinsip
Contoh: Sebutkan contoh-contoh dari bilangan rasional dan irrasional.
2. Pemahaman (Comprehension), yang disebut C2
Tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan
atau mengerti tentang sesuatu. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mampu memahami
ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang relevan tanpa
perlu menghubungkannya dengan ide-ide lain dengan segala implikasinya.
Contoh : Jelaskan pengertian dari bilangan rasional dan irrasional.
3. Penerapan (Aplication), yang disebut C3
Kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu.
Contoh: Tentukan nilai dari 18+72-8 = ………
4. Analisis (Analysis), yang disebut C4
Kemampuan untuk memilah sebuah informasi ke dalam komponen-komponen sedemikan
hingga hirarki dan keterkaitan anta ride dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas.
Contoh : Jumlah siswa SMK A 1400 orang, terdiri dari jurusan akuntansi, bisnis
manajemen, perkantoran dan broadcasting. Bila jurusan akuntasi 200 orang, bisnis
manajemen 250 orang, perkantoran 450 orang dan sisanya broadcasting, maka
persentase jumlah siswa jurusan broadcasting adalah ….
5. Sintesis (Synthesis) , yang disebut C5
Kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik dan system. Dalam matematika, sintesis melibatkan pengkombinasian dan
pengorganisasian konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika untuk mengkreasikannya
menjadi struktur matematika yang lain dan berbeda dari yang sebelumnya.
Contoh : Memformulakan teorema-teorema matematika dan mengembangkan struktur-struktur matematika.
Contoh : Manakah dari bilangan-bilangan berikut ini yang merupakan bilangan irrasional
a. 2 c. 4 e. 2
b. 0, 524389 d. 0,123123123
6. Evaluasi (Evaluation), yang disebut C6
Kegiatan membuat penilaian berkenaan dengan nilai sebuah ide, kreasi, cara, atau metode. Evaluasi dapat memandu seseorang untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik, penerapan baru dan cara baru yang unik dalam analisis atau sisntesis.
Contoh : Jelaskan jenis-jenis himpunan bilangan asli beserta contohnya Keenam jenjang berpikir yang terdapat pada ranah kognitif menurut taksonomi Bloom